Mitos 1: HIV dan AIDS adalah hal yang sama.
Fakta: HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, sedangkan AIDS adalah stadium paling lanjut dari infeksi HIV. Orang yang terinfeksi HIV mungkin tidak menunjukkan gejala apa pun selama bertahun-tahun, dan mereka masih dapat menularkan virus kepada orang lain.
Mitos 2: Kamu bisa tertular HIV dengan berjabat tangan atau bersin dengan orang yang terinfeksi HIV.
Fakta: HIV tidak menular melalui kontak kasual. Virus ini hanya dapat ditularkan melalui cairan tubuh tertentu, seperti darah, air mani, dan cairan vagina.
Mitos 3: Seks oral tidak dapat menularkan HIV.
Fakta: Seks oral tanpa kondom berisiko menularkan HIV. Risiko penularan dapat dikurangi dengan menggunakan kondom setiap kali berhubungan seks.
Mitos 4: Penderita HIV pasti akan mengalami AIDS.
Fakta: Dengan pengobatan, orang yang terinfeksi HIV dapat hidup lama dan sehat. Pengobatan antiretroviral (ART) dapat menurunkan jumlah virus dalam darah hingga tidak terdeteksi, sehingga virus tidak dapat ditularkan kepada orang lain.
Mitos 5: Kamu bisa tahu apakah seseorang mengidap HIV hanya dengan melihatnya.
Fakta: Orang yang terinfeksi HIV mungkin tidak menunjukkan gejala apa pun, dan mereka masih dapat menularkan virus kepada orang lain. Satu-satunya cara untuk mengetahui dengan pasti apakah kamu mengidap HIV adalah dengan tes HIV.
Mitos 6: Nyamuk dapat menularkan HIV.
Fakta: Nyamuk tidak dapat menularkan HIV. Virus ini hanya dapat ditularkan melalui cairan tubuh tertentu, seperti darah, air mani, dan cairan vagina.
Mitos 7: Kamu bisa tertular HIV dari hewan peliharaan.
Fakta: Hewan peliharaan tidak dapat menularkan HIV kepada manusia. Virus ini hanya dapat ditularkan antara manusia.
Mitos 8: Perempuan hamil yang terinfeksi HIV pasti akan menularkan virusnya kepada bayinya.
Fakta: Dengan pengobatan, perempuan yang terinfeksi HIV dapat melahirkan bayi yang tidak terinfeksi. Pengobatan ARV dapat mencegah penularan HIV dari ibu ke bayi selama kehamilan, persalinan, dan menyusui.
Mitos 9: Tidak ada gunanya menjalani tes HIV jika kamu tidak berpikir kamu berisiko.
Fakta: Setiap orang yang aktif secara seksual harus menjalani tes HIV secara berkala, terutama jika mereka memiliki banyak pasangan seksual atau tidak menggunakan kondom secara konsisten. Tes HIV dapat membantu kamu mengetahui status HIV kamu sehingga kamu dapat mengambil langkah-langkah untuk melindungi diri sendiri dan orang lain.
Mitos 10: Tidak ada pengobatan untuk HIV.
Fakta: Meskipun tidak ada obat untuk HIV, ada pengobatan yang sangat efektif yang dapat membantu orang yang terinfeksi HIV hidup lama dan sehat. Pengobatan ARV dapat menurunkan jumlah virus dalam darah hingga tidak terdeteksi, sehingga virus tidak dapat ditularkan kepada orang lain.
Mitos-mitos ini dapat berbahaya karena dapat menyebabkan orang salah memahami HIV dan cara penularannya. Penting untuk mendapatkan informasi tentang HIV dari sumber yang terpercaya, seperti CDC atau organisasi kesehatan masyarakat lainnya.
Berikut beberapa sumber informasi terpercaya tentang HIV:
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia: https://ayosehat.kemkes.go.id/topik-penyakit/hivaids–ims/hiv
- KPU HIV/AIDS Indonesia: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/37948410/
- Siloam Hospitals: https://jurnal.htp.ac.id/index.php/keskom/article/download/79/65/139
Dengan mengetahui fakta tentang HIV, kamu dapat membantu memerangi stigma dan diskriminasi terhadap orang yang terinfeksi HIV. Kamu juga dapat melindungi diri sendiri dan orang lain dari penularan HIV dengan menjalani tes HIV secara berkala dan menggunakan kondom setiap kali berhubungan seks.